Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah suatu proses untuk menentukan apakah dugaan tentang nilai parameter/karakteristik populasi didukung kuat oleh data sampel atau tidak. Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar, maka perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis.
- Dua Tipe Kekeliruan Dalam Pengambilan Keputusan Uji Hipotesis
Meskipun dalam penelitian hipotesis telah diterima atau ditolak, tidak berarti bahwa telah dibuktikan kebenaran hipotesis. Yang diperlihatkan adalah hanya menerima atau menolak hipotesis saja. Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat terjadi, yaitu:
- Kekeliruan tipe I ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima,
- Kekeliruan tipe II ialah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak.
Kedua tipe kekeliruan dinyatakan dalam bentuk peluang. Peluang membuat kekeliruan tipe I biasa dinyatakan dengan (alpha) maka disebut pula kekeliruan
atau P(menolak
dimana ternyata
itu benar) dan peluang membuat kekeliruan tipe II dinyatakan dengan
(beta) dikenal dengan kekeliruan
atau P(menerima
dimana ternyata
itu salah). Harga
dan juga
adalah nilai dari probabilitas, maka nilainya antara 0 sampai dengan 1 disebut taraf signifikan (level of significan) atau taraf arti atau sering disebut taraf nyata. Jika
diperkecil, maka
menjadi besar dan demikian sebaliknya. Harga
yang biasa digunakan adalah
atau
. Misalnya, dengan
atau sering disebut taraf nyata (taraf signifikansi) 5%, artinya kira-kira 5 dari tiap 100 kesimpulan bahwa akan menolak hipotesis yang harusnya diterima. Dengan kata lain kira-kira 95% yakin bahwa telah dibuat kesimpulan yang benar. Dalam hal demikian dikatakan bahwa hipotesis telah ditolak pada taraf nyata 0,05 yang berarti mungkin salah dengan peluang 0,05.
Langkah Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis akan membawa pada kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis. Sehingga terdapat dua pilihan, dimana digunakan perumusan seperlunya agar lebih terperinci dan lebih mudah dalam penentuan di antara dua pilihan tersebut. Hipotesis yang biasa dinyatakan dengan , perlu dirumuskan dengan singkat dan jelas sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Agar tampak adanya dua pilihan, maka hipotesis
ini didampingi pernyataan lain yang isinya berlawanan yang disebut dengan hipotesis tandingan (alternatif) yang dinyatakan dengan
.
adalah hipotesis yang akan diuji menggunakan suatu prosedur statistik, biasanya berupa suatu pernyataan tidak adanya perbedaan karakteristik/parameter populasi. Pasangan hipotesis
dan
, tepatnya
melawan
, akan menentukan kriteria pengujian yang terdiri dari daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis. Daerah penolakan hipotesis sering disebut dengan daerah kritis yaitu daerah/interval harga-harga dimana
ditolak. Pasangan
dan
yang telah dirumuskan dituliskan dalam bentuk berikut.
atau
atau
atau
Selanjutnya, pilih bentuk statistik yang akan digunakan, apakah z, t, , F atau lainnya. Harga statistik yang dipilih dihitung besarnya berdasarkan data sampel yang dianalisis. Kriteria pengujian ditentukan berdasarkan pilihan taraf nyata
atau disebut ukuran daerah kritis.
Kesimpulan Suatu Uji Hipotesis
Ada dua macam kesimpulan yang dapat diambil: ditolak pada tingkat signifikansi a atau terima (tidak menolak)
pada tingkat signifikansi
. Penting dipahami bahwa penolakan suatu hipotesis tidak berarti menyimpulkan bahwa hipotesis tersebut tidak benar, sedangkan penerimaan suatu hipotesis hanyalah menunjukkan bahwa tidak cukup petunjuk untuk mempercayai sebaliknya. Secara ringkas langkah pengujian hipotesis adalah:
- Rumuskan hipotesis pengujian (
dan
) yang akan digunakan.
- Tentukan besarnya taraf nyata
.
- Tentukan kriteria pengujian (daerah pengujian yang sesuai).
- Tentukan rumus dan hitung nilai statistik hitung berdasarkan data penelitian (sampel) yang diambil.
- Menarik kesimpulan menerima atau menolak
berdasarkan hasil 3 dan 4. Tolak
bila harga statistik penguji berada di daerah kritis atau daerah penolakkan.